Blogger Widgets Mari Berbagi Kisah Sukses Inspirasi Motivasi

Selasa, 19 Juli 2016

Mendapatkan Beasiswa LPDP


Beasiswa LPDP saat ini menjadi salah satu solusi funding bagi warga negara Indonesia yang ingin melanjutkan studi dokter spesialis, S2, atau S3 di dalam maupun di luar negeri. Jika dibandingkan dengan beasiswa lainnya, peluang untuk memperoleh beasiswa LPDP  cukup besar. Setiap tahunnya, LPDP menargetkan memberikan beasiswa kepada sekitar 5000 awardee. Angka ini cukup besar bila dibandingkan dengan beasiswa lainnya seperti Chevening, Fulbright, Australia Award, Dikti, dsb. Istimewanya, 5000 awardee per tahun yang ditargetkan oleh LPDP tersebut dikhususkan hanya untuk warga negara Indonesia. Jadi, tentunya peluang kita jauh lebih besar. Dari segi pendanaan, beasiswa LPDP memenuhi semua kebutuhan pendidikan seperti tuition fee, biaya hidup, akomodasi, tiket, visa, penelitian, wisuda, publikasi, dan berbagai kebutuhan kuliah lainnya. Sehingga, awardee bisa fokus untuk menyelesaikan studinya tanpa perlu khawatir kekurangan biaya.
Pada bulan Oktober 2015 kemarin saya mendaftar Beasiswa LPDP batch IV untuk program Doktor Luar Negeri. Setelah melalui proses seleksi di bulan November, alhamdulillah saya dinyatakan lolos sebagai awardee LPDP di bulan Desember. Oleh karena itu, melalui postingan ini saya ingin berbagi pengalaman dan tips yang saya dapatkan dari pengalaman mengikuti rangkaian seleksi beasiswa LPDP kemarin. Cerita saya akan saya bagi dalam beberapa tahap yaitu meluruskan niat, persiapan berkas, persiapan tes dan saat tes.


Meluruskan niat
Sebelum memutuskan untuk mendaftar beasiswa LPDP, luruskanlah niat kalian untuk belajar dan mengamalkan ilmu yang kalian peroleh untuk berkontribusi kepada Indonesia. Jangan sampai ada sebersit niat mendaftar beasiswa LPDP hanya untuk jalan-jalan ke luar negeri, nabung, atau alasan-alasan egois lainnya. Hal ini akan berbengaruh kepada tulisan essay kalian dan tentunya interviewer akan mengetahuinya karena pasti ada psikolog saat tes interview. Ingat, kita hanya bisa tes interview 2 kali seumur hidup. Jika sudah gagal interview 2 kali, maka kita tidak bisa lagi daftar LPDP. Selain itu, setelah dinyatakan lolos, awardee hanya boleh satu kali mengajukan pindah Universitas dengan syarat universitas tujuan memiliki ranking yang yang lebih tinggi atau alasan kuat lainnya.
Persiapan berkas
Sebelum memulai menyiapkan berkas-berkas beasiswa LPDP, jangan lupa baca buku panduan pendaftaran beasiswa LPDP. Hal ini penting agar berkas-berkas yang kita siapkan sesuai dengan yang disyaratkan oleh LPDP. Tentu kita tidak ingin tidak lolos seleksi administrasi hanya karena kita tidak mengikuti petunjuk pendaftaran di buku panduan. Pengalaman saya kemarin saya salah format surat rekomendasi dari dekan padahal sudah ditandatangani. Ternyata buku panduan pendaftaran diupdate dan saya tidak mengetahuinya. Untungnya ketiga surat rekomendasi lainnya sudah saya perbaiki sesuai format terbaru. Kalian bisa mulai membuat akun pendaftaran di website LPDP. Jika belum submit, berkas pendaftaran kalian belum akan diproses. Jadi bisa nyicil buat upload berkas. Adapun berkas-berkasnya antara lain (untuk Master dan Doktor):
  1. Ijazah dan transkrip terakhir. Kalau apply S3 berarti ijazah S2. Kalau apply S2 berarti S1.
  2. Proposal penelitian (untuk S3) atau Study plan (untuk S2). Formatnya baca di buku panduan. Untuk penulisan proposal penelitian dan study plan yang baik silakan googling.
  3. Sertifikat bahasa (IELTS, TOEFL, TOAFL, DELF, etc) atau LoA Unconditional dari kampus tujuan yang ada di list LPDP.
  4. Surat pernyataan tidak menerima beasiswa lain, berkelakuan baik, dan siap mengabdi untuk Indonesia sesuai dengan format buku panduan.
  5. SKCK. Jika tujuannya ke luar negeri bisa langsung dari Mabes Polri. SKCK dari Polres hanya dilayani jika memiliki KTP setempat.
  6. Surat izin belajar dari tempat bekerja saat ini. Jika tidak sedang bekerja, tidak perlu upload.
  7. Surat rekomendasi sesuai format LPDP. Bisa dari dosen pembimbing, atasan, atau tokoh masyarakat. Kalau saya kemarin pakai 4 rekomendasi (2 Profesor pembimbing, Dekan, dan ulama/tokoh masyarakat)
  8. KTP.
  9. Surat keterangan sehat, bebas narkoba, dan TBC yang dikeluarkan rumah sakit milik pemerintah. Karena saya tinggal di Depok, dulu saya di RSKO Cibubur.
  10. Essay kontribusiku bagi Indonesia. Sebaiknya detail ingin berkontribusi dimana. Jangan menuliskan kontribusi yang masih umum.
  11. Essay sukses terbesar dalam hidupku.
Jika sudah lengkap berkasnya dan selesai diupload, klik daftar. Setelah itu berkas kalian akan diseleksi untuk tes periode terdekat.
Persiapan Tes
Jika semua berkas kalian lengkap dan memenuhi syarat, maka bisa dikatakan kalian akan dipanggil untuk tes LGD, essay on the spot dan wawancara. Dari deadline pengunggahan berkas hingga tes tersebut kira-kira ada waktu sebulan. Waktu ini sebaiknya kalian gunakan untuk mempersiapkan tes tersebut. Adapun hal-hal yang saya bisa saya persiapkan antara lain:
  1. Mempelajari berkas-berkas yang saya unggah. Hal ini penting karena biasanya akan ditanyakan kembali saat wawancara. Jika kalian tidak menguasai berkas-berkas tersebut bisa-bisa anda disangka tidak menyiapkan berkas tersebut sendiri, melainkan dibantu orang lain.
  2. Update wawasan dan isu-isu terkini. Bisa dengan baca koran atau diskusi dengan teman. Hal ini penting untuk tes LGD dan essay on the spot yang topiknya mengenai isu-isu terkini.
  3. Latihan simulasi LGD dan Interview. Dulu saya biasa latihan LGD dengan teman-teman Mesin UI yang akan ikut seleksi beasiswa LPDP dan satu teman yang lebih dulu lolos. Alhamdulillah ada 7 orang dari Mesin UI yang lolos di batch IV 2015. Menurut teman-teman saya, tes kemarin itu seperti de javu pas latihan.
  4. Baca-baca blog awardee yang lain. Setiap awardee tentu memiliki pengalaman yang berbeda saat seleksi. Jadi semakin banyak baca blog maka semakin banyak pengalaman yang kalian peroleh.
  5. Hafalkan Pancasila (English & original), lagu-lagu nasional, dan nationalism related things lainnya.
  6. Buat notes atau script yang isinya jawaban-jawaban dari FAQ saat interview.
  7. Untuk S3, sebaiknya mulai diskusi dengan calon supervisor dan pelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bidang kalian. Saat wawancara bawa print transkrip diskusi dengan profesor.
  8. Untuk S2, pelajari program yang akan kalian ambil. Kenapa harus belajar di luar negeri, kenapa tidak di dalam negeri.
Saat tes
Kemarin saya mengikuti seleksi di UNJ Rawamangun. Pastikan semua berkas dibawa (Kartu peserta, dokumen asli untuk verifikasi, dll) dan berpakaian rapi. Pertama kali yang saya lakukan adalah daftar ulang (tinggal scan barcode). Jika tidak daftar ulang, maka kalian tidak akan dipanggil untuk tes wawancara, verifikasi berkas, LGD, dan Essay.
Setelah daftar ulang, saya mengantre untuk tes LGD dan Essay. Untungnya tim LPDP menyediakan snack, lumayan buat yang belum sempat sarapan. Sambil menunggu, banyak peserta yang berkumpul dengan kelompok LGD nya. Kalian bisa mulai berkenalan dan berdiskusi untuk mempersiapkan LGD. Sebelum LGD, kelompok saya tes essay on the spot terlebih dahulu. Saya mendapatkan topik “Human Capital Flight”. Waktunya kira-kira 20 menit dan saya bisa membuat tulisan kira-kira dua halaman A4. Setelah itu, saya menunggu lagi untuk LGD. Ketika sudah dipanggil ke ruang LGD, kalian akan dikumpulkan dengan kelompok LGD kalian sambil menunggu kelompok sebelumnya selesai. Setelah itu, kalian akan dibawa ke ruang LGD dimana ada kursi yang disusun melingkar dan ada pengamat, biasanya psikolog. Selama LGD yang terpenting adalah semua anggota kelompok menyampaikan pendapatnya secara merata. Jangan ada yang mendominasi atau pasif. Yang penting adalah kalian menyampaikan gagasan yang solutif dan berbobot. Kalian berdiskusi seakan-akan kalian adalah stakeholder yang sedang berdiskusi untuk merumuskan suatu kebijakan. Kalian memilih moderator atau tidak, itu tidak masalah. Yang penting proses diskusi lancar. Dan sebaiknya ada yang berkenan menjadi moderator saat menunggu giliran LGD dan menawarkan diri saat LGD berlangsung. Jadi tidak banyak waktu terbuang untuk memilih moderator. Dulu saya kelompok 5B, yang mendapatkan topik merumuskan pendidikan bela negara, yang 7 dari 9 anggotanya lolos termasuk moderator.
Verifikasi berkas dan Wawancara
Proses verifikasi berkas tidak cukup rumit. Yang penting kalian menyerahkan dokumen asli yang kalian unggah sebelumnya. Pastikan kalian verifikasi berkas terlebih dahulu saat interview. Selesai verifikasi berkas, saya pulang karena jadwal wawancara saya adalah keesokan harinya.
Di hari H, saya datang dan langsung menunggu giliran wawancara. Tidak perlu absen lagi, yang penting kalian duduk di dekat sumber informasi. Sering terjadi ada panggilan untuk wawancara tapi peserta tidak ada di tempat. Setelah saya dipanggil, saya menuju ke ruang wawancara. Meja wawancara saya adalah meja 11 (masing-masing meja disesuaikan dengan bidang keilmuan). Kemudian saya berjabat tangan dan berkenalan dengan interviewernya. Setelah dipersilakan duduk, saya mengeluarkan berkas tambahan seperti transkrip diskusi via email dengan supervisor. Interviewer ada 3 orang, satu ahli bahasa, satu ahli sesuai bidang keilmuan kalian, dan satu lagi psikolog. Seingat saya interviewer saya dosen mesin UGM, psikolog Unpad, dan dosen ITS. Pada saat interview, dua orang kecuali ibu psikolog dari Unpad berperan sebagai “bad guy” yang tugasnya merendahkan dan menjatuhkan pendapat saya. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang saya ingat saat interview:
  1. Perkenalkan diri anda (english)
  2. Jelaskan rencana studi anda, kenapa ke University of Sheffield. Kenapa nggak univ lain (English)
  3. Pertanyaan seputar CV: Organisasi, pengalaman kerja, kegiatan sosial (English)
  4. Hafalkan Pancasila dan nyanyikan lagu hari merdeka. Saya sangat kaget karena menurut isu, jika kita ditanya pertanyaan ini, berarti interviewernya kurang tertarik dengan kita dan hanya menghabiskan waktu. Untungnya ini cuma isu, dan pertanyaan ini keluar di awal-awal interview.
  5. Pertanyaan seputar proposal penelitian, dan wawasan Teknik Mesin terutama masalah energi (siklus therma, dsb) yang cukup menimbulkan perdebatan seru dengan interviewer. Tapi untungnya saya bisa meyakinkan interviewer tsb. (english)
  6. Rencana hidup, rencana karir.
  7. Masalah komitmen kembali ke Indonesia dan kemungkinan menikah dengan orang asing (bagi yang masih single).
  8. SWOT, stress management, dan hal-hal non akademik (misal hobi, asmara, dll)
Setelah interviewer merasa cukup, saya mengucapkan salam dan berjabat tangan untuk meninggalkan ruang interview. Setelah itu, yang bisa kita lakukan adalah do’a. Sebisa mungkin hindari sharing dengan peserta lain yang sudah selesai wawancara. Karena bisa bikin galau. haha. Setelah menunggu kira-kira sebulan, pada tanggal 10 Desember 2015 saya memperoleh email yang memberitahukan bahwa saya lolos seleksi LPDP. Seketika hilang sudah kegalauan masa penantian selama sebulan.
absen lpdp
Foto 1. Scan barcode untuk absensi kehadiran peserta
antrian lpdp
Foto 2. Suasanya antrian peserta
verifikasi berkas lpdp
Sumber: https://auzaniofficial.wordpress.com/2016/02/01/pengalaman-dan-tips-lolos-seleksi-beasiswa-lpdp/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar