Blogger Widgets Mari Berbagi Kisah Sukses Inspirasi Motivasi

Kamis, 29 September 2016

Keajaiban vs Kepasrahan



Pernah kutanyakan pada eyang :"Mengapa seseorang yang pernah mendapat keajaiban dari Allah tak selalu berujung pada keajaiban demi keajaiban lain yang akhirnya menyelesaikan masalah mereka?"

Kata eyang itu karena ada pergeseran orientasi, saat seseorang bisa memasrahkan persoalan dan kehidupannya kepada Allah, saat itu Allah memberinya keajaiban dengan berbagai jalan dan cara.  

Lama kelamaan syetan berusaha memalingkannya dengan cara yang halus sekali akan pengharapannya yang semula murni berharap kepada Allah, menjadi berharap kepada makhluk.  Pergeseran ini begitu halusnya muncul di perasaan tanpa terasakan dan tanpa disadari.

Saat itulah keajaiban-keajaiban yang sering dialaminya menjadi 'macet', dan dia tetap berputar-putar pada persoalan yang sama.  Dalam kondisi seperti ini dia musti mengembalikan lagi pengharapannya hanya kepada Allah saja.


Aku ingat eyang pernah menangani orang yang pernah punya hutang 6 milyar, sementara seluruh asetnya bila dijualpun tak mencukupi untuk membayar semua hutang itu.

Berbagai cara telah dia tempuh untuk bisa meringankan hutang-hutangnya, sampai berjudipun dia jalani, tapi hutangnya malah menumpuk.

Beberapa hari dia menyepi di Gubug, sementara eyang hanya menyuruhnya kembali kepada Allah, mengharap pertolongan Allah dan mendekatkan diri padaNya.

Keajaiban demi keajaibanpun datang sampai hutangnya tinggal 1 millyar dalam kurun waktu hanya 1 tahun.  Tapi hutang yang tinggal 1 milyar ini tak bisa dia selesaikan semudah dia melunasi hutang yang 5 milyar sebelumnya. Tak heran bila keadaan saat dia punya hutang 6 milyar dengan saat hutangnya tinggal 1 milyar tetap sama sumpeknya.

Bila dipikir secara logika, tentu lebih mudah membayar 1 milyar dibandingkan dengan 5 milyar bukan?  Tapi ternyata bagi Allah bukan soal jumlah, seberapapun jumlahnya bila Allah berkehendak menyelesaikannya dalam waktu singkat ya selesai juga.  Sebaliknya, cuma berhutang satu jutapun bila Allah menghendaki sulit terbayar ya tetap tidak akan bisa terbayar.

Kuncinya terletak pada kemana arah hati kita bersandar.  Pada kasus yang aku ceritakan di atas, ada pergeseran arah pengharapan, secara halus hatinya mulai berharap kepada orang yang pernah menolongnya dan bisnis yang dijalani, bukan lagi murni berharap kepada Allah seperti saat hutangnya banyak dan dia tidak tahu sama sekali dengan cara apa dia membayar seluruh hutangnya.


Bagaimana sih cara memasrahkan diri kepada  Allah?

Kali ini eyang bicara tentang usahaku, katanya begini :"Kalau dipikir secara akal, bahkan dihitung oleh ahli ekonomi, dengan berkurangnya jumlah karyawan dari 50  karyawan menjadi 15 an karyawan, hingga beberapa pelanggan tidak bisa dilayani.  Sampai tidak ada yang bisa dikerjakan oleh bagian marketing karena begitu minimnya produksi .....  Ditambah beban biaya operasional yang tinggi.   Mestinya secara logika usaha bunda sudah jatuh berguling-guling ......".

"Gitu?", aku yang heran dengan analisa eyang karena aku merasa baik-baik saja.

"Kenyataannya tidak kan?", eyang melanjutkan :"Kuingat bunda pernah bilang, bunda sudah memasrahkan seluruh kehidupan bunda kepada Allah. Harta benda, usaha, orang-orang yang disayangi ...... Bunda tidak merasa memiliki itu semua dan mempersembahkan semua yang bunda lakukan untuk Allah saja".

Pasrah diri itu bukan berarti kita berusaha sekuat tenaga lalu memasrahkan hasilnya kepada Allah, jadi pasrahnya hanya pada hasil.  Pasrah itu sejak dari awalnya, prosesnya sampai hasilnya.  Awalnya adalah niat, niat mempersembahkan seluruh kehidupan ini kepada Allah, prosesnya juga menjalankan cara yang Allah ridha, termasuk di dalamnya memotong sebagian keuntungan untuk berjuang di jalan Allah.  Hasilnya gak usah dipikirin deh, terserah Allah, apapun bila sudah dipersembahkan kepada Allah, ukurannnya adalah keridhaan Allah.  

Bila Allah sudah ridha, hidup ini begitu mudah kok.

Sumber : http://innuri.blogspot.co.id/2012/11/cara-pasrah-yang-mendatangkan-keajaiban.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar