Blogger Widgets Mari Berbagi Kisah Sukses Inspirasi Motivasi

Senin, 06 Juni 2016

Ayo Sensor Mandiri Untuk Indonesia Lebih Baik


Lembaga Sensor Film (LSF) di Indonesia menurut hemat saya, telah melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya, namun ada beberapa film yang jadi dilema untuk ditayangkan, ada beberapa adegan yang perlu disensor dibagian tertentu namun malah menghilangkan makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh film tersebut. Ada baiknya apabila LSF menayangkan film yang memang hanya mengedukasi masyarakat dari segi kehidupan sosial, apabila ada film bertema kekerasan namun tetap ditayangkan, dan walaupun film tersebut telah disensor, akan tetap memberikan nuansa kekerasan yang dapat mempengaruhi pemikiran penonton dan akan terbawa dalam tindakan sehari-hari yang dalam jangka waktu panjang akan merusak moral masyarakat secara sistematis.

Saya secara pribadi sangat suka menonton film baik Indonesia maupun barat. Namun film yang saya sukai yang bergenre dongeng/legenda rakyat seperti tangkuban perahu, bawang merah bawang putih. serta film fiksi animasi seperti film Barbie dari Mattle Inc, serta sains fiksi seperti transformers dan sejenisnya.

Saat saya masih kecil atau usia sekolah dasar, film-film yang sering saya saksikan di televisi sebatas film – film kartun seperti Donald Duck, Mickey Mouse, Doraemon, Tom and Jerry dan film drama keluarga seperti Losmen, Delima, dan Keluarga Cemara. Sesekali adapula film India Jadul yang dibintangi oleh Shah Rukh Khan, Kajol, Aamir Khan, dan Sridevi.


Dari sekian jenis film jaman dulu di era 80-an sampai 90-an yang pernah saya saksikan sewaktu kanak-kanak, saya menilai film warkop DKI dan Film Horor seperti yang dibintangi Suzanna, kurang mendidik masyarakat sebab banyak adegan wanita berbusana minim dan hanya mengandalkan komedi situasi dalam setiap adegan filmnya.

Di zaman teknologi informasi saat ini budaya sensor mandiri perlu diterapkan oleh masyarakat dalam menikmati tayangan media elektronik yang berkualitas,  Tayangan – tayangan di media elektronik sangat mudah didapatkan melalui internet khususnya di situs Youtube. Sehingga tergantung niat seseorang apakah ingin menyaksikan tayangan negatif yang mengandung SARA ataukah tayangan positif yang membawa manfaat edukasi dalam kehidupan sehari-hari.

Saya sebagai salah satu pemirsa setia acara televisi, menerapkan budaya sensor mandiri untuk tayangan yang saya tonton bersama keluarga. Apabila kebetulan saya melihat tayangan atau acara di televisi yang bernuansa kekerasan, kriminal, ataupun perselisihan dalam keluarga, maka saya akan segera mengubah channel ke saluran TV lain sambil mencari acara TV yang bersifat mendidik. Apabila saya tidak menemukan film, sinetron, ataupun reality show yang bersifat menghibur sekaligus mendidik, maka saya lebih memilih menonton siaran berita, apabila saat itu siaran berita juga tidak ada, maka saya akan mematikan televisi, meletakkan remote TV diatas meja, dan meninggalkan ruang TV untuk mengerjakan kegiatan lain yang lebih bermanfaat.

Menurut saya secara pribadi contoh tayangan televisi atau media elektronik lainnya yang menghibur sekaligus mengedukasi, misalnya Film Hapalan Shalat Delisha, Habibie & Ainun, Assalamualaikum Beijing, Garuda di Dadaku. Sedangkan contoh salah satu tayangan televisi yang kurang bermanfaat menurut saya ialah, Reality show dan infotainment gosip yang meliput kegiatan sehari-hari artis ibukota yang dengan kehidupan glamornya serta barang-barang mewah yang dimiliki oleh artis tersebut.




Masyarakat Indonesia yang notabene dominan menjadikan televisi sebagai sarana hiburan utama di rumah bersama keluarga, tentu sangat terhibur dengan beragam acara televisi yang disuguhkan kepada pemirsa. Namun dibalik kelebihan tersebut, masyarakat perlu cerdas dalam menyaring atau memilah-milah tayangan yang menghibur dan membawa manfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, minimal tayangan yang tidak akan memicu terjadinya kekerasan atau tindak kriminal dan kesenjangan sosial dalam lingkungan kita sehari-hari, dengan adanya budaya sensor mandiri yang bermula dari kesadaran pribadi maka akan membantu mencerdaskan generasi muda Indonesia dalam mendayagunakan teknologi informasi khususnya yang berkaitan dengan tayangan atau acara – acara televisi.

Sumber : Tulisan Pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar