Lembaga Sensor Film (LSF) di
Indonesia menurut hemat saya, telah melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagaimana mestinya, namun ada beberapa film yang jadi dilema untuk
ditayangkan, ada beberapa adegan yang perlu disensor dibagian tertentu namun
malah menghilangkan makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh film tersebut.
Ada baiknya apabila LSF menayangkan film yang memang hanya mengedukasi
masyarakat dari segi kehidupan sosial, apabila ada film bertema kekerasan namun
tetap ditayangkan, dan walaupun film tersebut telah disensor, akan tetap
memberikan nuansa kekerasan yang dapat mempengaruhi pemikiran penonton dan akan
terbawa dalam tindakan sehari-hari yang dalam jangka waktu panjang akan merusak
moral masyarakat secara sistematis.
Saya secara pribadi sangat
suka menonton film baik Indonesia maupun barat. Namun film yang saya sukai yang
bergenre dongeng/legenda rakyat seperti tangkuban perahu, bawang merah bawang
putih. serta film fiksi animasi seperti film Barbie dari Mattle Inc, serta
sains fiksi seperti transformers dan sejenisnya.
Saat saya masih kecil atau
usia sekolah dasar, film-film yang sering saya saksikan di televisi sebatas
film – film kartun seperti Donald Duck, Mickey Mouse, Doraemon, Tom and Jerry
dan film drama keluarga seperti Losmen, Delima, dan Keluarga Cemara. Sesekali
adapula film India Jadul yang dibintangi oleh Shah Rukh Khan, Kajol, Aamir
Khan, dan Sridevi.
Dari sekian jenis film jaman
dulu di era 80-an sampai 90-an yang pernah saya saksikan sewaktu kanak-kanak,
saya menilai film warkop DKI dan Film Horor seperti yang dibintangi Suzanna, kurang
mendidik masyarakat sebab banyak adegan wanita berbusana minim dan hanya
mengandalkan komedi situasi dalam setiap adegan filmnya.
Di zaman teknologi informasi
saat ini budaya sensor mandiri perlu diterapkan oleh masyarakat dalam menikmati
tayangan media elektronik yang berkualitas,
Tayangan – tayangan di media elektronik sangat mudah didapatkan melalui
internet khususnya di situs Youtube. Sehingga tergantung niat seseorang apakah
ingin menyaksikan tayangan negatif yang mengandung SARA ataukah tayangan
positif yang membawa manfaat edukasi dalam kehidupan sehari-hari.
Saya sebagai salah satu
pemirsa setia acara televisi, menerapkan budaya sensor mandiri untuk tayangan
yang saya tonton bersama keluarga. Apabila kebetulan saya melihat tayangan atau
acara di televisi yang bernuansa kekerasan, kriminal, ataupun perselisihan
dalam keluarga, maka saya akan segera mengubah channel ke saluran TV lain
sambil mencari acara TV yang bersifat mendidik. Apabila saya tidak menemukan
film, sinetron, ataupun reality show yang bersifat menghibur sekaligus
mendidik, maka saya lebih memilih menonton siaran berita, apabila saat itu
siaran berita juga tidak ada, maka saya akan mematikan televisi, meletakkan
remote TV diatas meja, dan meninggalkan ruang TV untuk mengerjakan kegiatan
lain yang lebih bermanfaat.
Menurut saya secara pribadi
contoh tayangan televisi atau media elektronik lainnya yang menghibur sekaligus
mengedukasi, misalnya Film Hapalan Shalat Delisha, Habibie & Ainun,
Assalamualaikum Beijing, Garuda di Dadaku. Sedangkan contoh salah satu tayangan
televisi yang kurang bermanfaat menurut saya ialah, Reality show dan
infotainment gosip yang meliput kegiatan sehari-hari artis ibukota yang dengan
kehidupan glamornya serta barang-barang mewah yang dimiliki oleh artis
tersebut.
Masyarakat Indonesia yang
notabene dominan menjadikan televisi sebagai sarana hiburan utama di rumah
bersama keluarga, tentu sangat terhibur dengan beragam acara televisi yang
disuguhkan kepada pemirsa. Namun dibalik kelebihan tersebut, masyarakat perlu
cerdas dalam menyaring atau memilah-milah tayangan yang menghibur dan membawa
manfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, minimal tayangan yang tidak akan
memicu terjadinya kekerasan atau tindak kriminal dan kesenjangan sosial dalam
lingkungan kita sehari-hari, dengan adanya budaya sensor mandiri yang bermula
dari kesadaran pribadi maka akan membantu mencerdaskan generasi muda Indonesia
dalam mendayagunakan teknologi informasi khususnya yang berkaitan dengan
tayangan atau acara – acara televisi.
Sumber : Tulisan Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar